01 November 2015 17:01, Murizal Hamzah
JAKARTA – Paviliun Indonesia di ajang pameran dagang dunia paling bergengsi World Expo Milano 2015 resmi ditutup pada Sabtu (31/10). Jumlah pengunjung ke Paviliun Indonesia tembus 4 juta jiwa.
“Paviliun Indonesia menduduki peringkat ke 8 jumlah pengunjung terbanyak dari 147 negara yang ikut serta di expo yang berlangsung selama enam bulan penuh sejak 1 Mei 2015,” ungkap Kepala Media Center Artha Graha Peduli Akhmad Kusaeni di Jakarta, Minggu (1/11).
Di tingkat Asia, Paviliun Indonesia menduduki peringkat 1 disusul Malaysia dengan pengunjung 3 juta jiwa. Di awal penyelenggaraan, Milan Expo memprediksi 20 juta orang. Kementerian Perdagangan RI menargetkan 2 juta orang (atau 10 persen dari total pengunjung Milan Expo) ke Paviliun Indonesia. Hasil catatan terakhir, total 4.000.948 pengunjung ke Paviliun Indonesia. Artinya, jumlah pengunjung Paviliun Indonesia lebih 2 kali lipat dari yang semula ditargetkan.
“Itulah kilas balik Paviliun Indonesia. Awalnya dicibir, bahkan dituding ada korupsi yang harus diinvestigasi oleh pengelola, akhirnya khusnul khatimah dan menuai banyak pujian,” ungkap Akhmad.
Paviliun Indonesia, sebagaimana impian almarhum Didi Petet, penggagasnya, telah menjadi ‘stage of the world’, sebuah panggung Indonesia untuk dunia. Simpatipun datang kepada Didi Petet dan keluarganya. Simpati dan kenangan terhadap Didi Petet kembali menyeruak pada malam penutupan Paviliun Indonesia Milan Expo. Turut menambah haru ketika Tomy Winata mengenakan kemeja batik kesayangan Didi Petet yang diberikan istri Didi Petet Uce Sriasih saat berkunjung ke Paviliun Indonesia pertengahan Oktober 2015.
“Saya rasa pencapaian ini enggak lepas dari mimpi beliau. Membawa nama Indonesia di panggung dunia. Mudah-mudahan di alam sana beliau menyaksikan apa yang kita lakukan,” ujar Tomy.
Selain Didi Petet, nama Tomy Winata dan Artha Graha Peduli serta Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN) juga disebut-sebut di media konvensional dan media sosial sebagai penyelenggara Paviliun Indonesia yang sukses menjadi panggung dunia.
“Pak Tomy Winata menjadi kunci keberlanjutan Paviliun Indonesia di Expo Milan ini. Tanpa komitmen AGP, kita bisa dipermalukan di expo ini,” ungkap Dubes RI untuk Italia August Parengkuan yang menjadi saksi perhelatan akbar ini.
August mengaku sangat terharu atas pencapaian Paviliun Indonesia yang dikelola secara bersama oleh KPBN dan Artha Graha.
“Walaupun dengan berbagai kesulitan, saya harus mengakui bahwa Artha Graha berperan besar dengan Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN) dalam acara ini,” ujar August saat upacara penutupan.
Sebelumnya, Dubes RI untuk Polandia Peter F Gontha di media sosial mengakui bahwa saat pembukaan semua kosong tidak seperti diharapkan. Didi Petet angkat tangan. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel yang seharusnya ke Turki kembali ke Milan dan rapat mencari jalan keluar.
“Akhirnya Tomy Winata bersedia membantu dengan mengambil alih seluruhnya dengan syarat dia tidak menanggung hutang-hutang yang dibuat oleh DP dkk. Sekarang Paviliun Indonesia sudah jauh lebih baik dan didanai oleh Artha Graha,” begitu kicauan Dubes penggagas Java Jazz itu.
Tomy Winata tetap rendah hati ketika banyak pihak yang menyampaikan apresiasi dan pujian. Ia membalas SMS-SMS yang dikirim kepadanya dengan pesan berikut:
“Ini semua diawali inisiatif almarhum Didi Petet yang mengajak kerja sama dengan semua anak-anak Indonesia di Milan dengan dukungan penuh dari Kemendag, Kemenko Maritim, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kemenperin, BKPM, Dubes RI di Italia, ITPC, KPBN, para sponsor, PII/PPI Milan, tim AGP/AGN, Erick Thohir dan rekan-rekan Inter Milan. GBU..mohon doa. Tq”.
Source: http://www.sinarharapan.co/news/read/151101010/paviliun-indonesia-awal-dicibir-akhir-dipuji